KONSEP MEDIK ASPERGILLUS

.


ASPERGILLUS, sejenis jamur yang sporanya terdapat pada kotoran burung dan kelelawar. Spora ini dapat memasuki parenchym paru-paru bila terhirup dan menimbulkan Aspergillosis paru-paru. Penyakit tersebut bersifat primer bila tidak ada infeksi lain dan bila terjadi infeksi massal dengan spora, ini sering berhubungan dengan pekerjaan si penderita.




Sumber : http://www.suaramerdeka.com/harian/0303/22/ragam2.htm

Aspergillosis paru-paru sekunder terjadi bila si penderita sebelumnya mempunyai penyakit tbc (Tuberkulosis paru), Diabetes Mellitus, kanker paru dan pada penderita yang diberi pengobatan antibiotika serta obat kortikosteroid untuk jangka waktu lama dalam dosis tinggi.
Pada penderita tbc dengan batuk darah yang sudah sembuh, kemudian terjadi lagi batuk darah, kemungkinan jamur ini ada. Pada rongent terlihat gambaran yang sangat khas berupa rongga atau lubang paru-paru dengan bola atau fungus ball yang merupakan kumpulan koloni jamur.

Jika bola ini lepas, tidak memberi gejala karena tidak mengadakan infiltrasi. Tetapi jika terjadi infiltrasi, maka dinding paru-paru dan pembuluh darah rusak menimbulkan perdarahan setempat.
Infeksi lain yang menimbulkan gejala ringan berupa alergi. Reaksi alergi karena inhalasi spora aspergillus ini dapat menyebabkan asma. Dapat pula menyebabkan reaksi lokal pada saluran napas sehingga menghasilkan lendir atau mukus yang banyak.
Aspergillosis lain yang menyerang liang telinga disebut Otomycosis (jamur telinga), apabila menyerang permukaan kuku disebut Oncychomycosis (jamur kuku), dan bila menyerang kornea mata disebut Keratomycosis (jamur kornea mata) dan pernah di dapatkan sebagai Mycetoma atau aspergillosis berbagai alat tubuh lainnya.
Beberapa species aspergillus yang tersering dianggap penyebab penyakit ialah Aspergillus Fumigatus, Aspergillus Niger dan Aspergillus Flavus Oryzae. Diagnosis dibuat dengan memeriksa sputum atau dahak penderita, sekret bronchus, sekret hidung, pus atau nanah dari sinus, kerokan kuku, kerokan kornea mata, biopsi jaringan, bahan autopsi.
Untuk diagnosis pasti dengan bronkoskopi yang dapat memperkecil kemungkinan terhirupnya spora, mencuci bagian dalam paru-paru. Juga bisa dilakukan dengan biopsi yang hasilnya dapat dikultur atau dibiakkan dan dapat pula diperiksa secara Patologi Anatomi. Biopsi dapat juga dengan transforata (tusukan) hingga sampai mengarah fungus ball.
Pada sediaan langsung ditemukan jamur di dalam bahan klinik sebagai hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora. Gambaran histologi menunjukkan jamur di dalam jaringan sebagai hifa bersekat, bercabang, tersusun radier menuju satu jurusan. Biakan pada medium Sabouraud membentuk koloni filamen dengan susunan conidia yang khas. Cara pemeriksaan yang lain dengan Serologi yaitu RIK (Reaksi Ikatan Komplemen) dan ID (Imunodifution test).
Terapi untuk aspergillosis paru ialah larutan KJ (kalium Jodium) atau Amphotericin B secara Intra Vena. Jika ada fungus ball, pengobatan tidak sempurna karena walaupun sampai dinding tetapi jamuar yang di tengah tidak terkena. Bahkan sering harus disertai pembedahan berupa lobektomi jika terjadi batuk darah. Terapi lain dengan derivat Azoe. Prognosa penyakit ini tergantung dari macam aspergillus, stadium penyakit dan keadaan penderita.
Pada aspergillosis yang menyerang kornea mata, cara infeksinya dengan trauma yaitu tusukan benda yang mengandung spora. Gambaran kliniknya dijumpai Ulcus Kornea disertai Infiltrat atau Abses dan sering disertai Hypopyon yaitu endapan sel-sel radang pada Kamera Oculi. Terapinya dengan membersihkan jaringan nekrosis pada Ulcus, pemberian Amphotericin B tetes mata dengan dosis 4 mg/ml atau Pimaricin sebagai obat tetes mata dan Econazole. Prognosa penyakit ini makin cepat diketahui dan diobati akan makin baik.
Aspergillosis pada liang telinga yang menyebabkan Otomycosis, gambaran kliniknya berupa kelainan yang menyerang liang telinga bersifat subakut atau menahun. Pada permukaan tampak Hyperemia kulit liang telinga dan membrana tympani. Terdapat sisik pada kulit, kadang-kadang ada cairan bening. Keluhan terutama gatal.
Untuk mendiagnosis aspergilus pada telinga ini, bahan yang diperiksa adalah kotoran telinga atau kerokan kulit liang telinga. Pada pemeriksaan langsung sediaan KOH 10% akan tampak hifa dan/atau spora, tergantung pada jamur penyebabnya. Sementara identifikasi jamur didasarkan biakan pada agar Sabouraud dalam suhu kamar.
Terapi otomycosis ini dengan obat lokal antifungus, bila perlu disertai antibiotik. Jamur yang memenuhi liang telinga dikeluarkan.
Infeksi Aspergillus pada kuku yang sering dikenal dengan sebutan Onychomycosis atau Tinea Unguium (Ring Worm of the nail) terjadi secara kontak langsung. Gambaran kliniknya berupa kelainan yang mengenai satu kuku atau lebih. Permukaan kuku tidak rata. Kuku menjadi rapuh atau keras.
Kelainan dapat mulai dari proksimal atau distal tergantung pada penyebabnya. Dapat disertai paronychia dan diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan memeriksa bahan kerokan kuku dan kerokan di bawah kuku. Pada pemeriksaan langsung sediaan KOH 10 %, tampak jamur sebagai hifa atau spora. Jamur dapat ditentukan dengan pasti berdasarkan biakan. Pengobatan setempat dan berlangsung lama.(dr Hj. Sri Sunartati-35)

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar tentang isi postingan pada blog ini. Terimakasih!

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Distributed by The Valley of Flowers in India of the Fractal Enlightenment